Selasa, 29 April 2014

melatih kemampuan berpikir siswa gada pratama



Melatih Kemampuan Berpikir Siswa Gada Pratama


By: M. Syaifullah S.Ab


Pendidikan dasar bagi calon anggota security yang wajib di ikuti melalui pendidikan dasar yang lama pelatihan-nya 4 (empat) minggu dengan pola 232 jam pelajaran dengan materi pelatihan antara lain : interpersonal skill, Etika Profesi, Tupoksi dan Peranan Satpam, Kemampuan Kepolisian Terbatas, Beladiri, pengenalan bahan peledak, barang berharga dan latihan menembak, pengetahuan narkotika, psikotropika dan zat adiktif, penggunaan tongkat dan borgol, PBB dan PPM. Dalam pendidikan dan pelatihan calon anggota security di masing-masing perusahaan jasa keamanan tentunya sudah berdasarkan ketentuan yang berlaku, yaitu mengacu kepada pola pendidikan dasar Gada Pratama.

Kita tunda dulu pembahasan mengenai pola pendidikan Gada Pratama, kini kita dihadapkan kepada masalah man power rekrutment, belum cukup dengan memprioritaskan untuk standart lulusan SMA atau sederajat dalam menjaring calon anggota, permasalahan-pun masih dihadapkan kepada kenyataan bahwa masih banyak dari mereka yang berusaha untuk memperoleh Ijazah SMA melalui “cara lain”. Hal ini saya temukan dari beberapa calon pelamar yang menggunakan ijazah palsu alias aspal, dan masih belum cukup dengan hal itu, masih terlalu banyak ditemukan banyak penyimpangan dalam proses memperoleh ijazah SMA dengan cara membeli dari oknum-oknum yang mengatas-namakan lembaga pendidikan. Kondisi inilah yang perlu disingkapi tentang bagaimana merubah kualitas sumber daya manusia yang minim, dengan memberikan pendidikan dan pelatihan dengan cara melatih kemampuan berpikir.

Kembali kepada masalah man power, terutama mereka (security) yang telah mengikuti pendidikan dasar, bahwa pada kenyataanya berdasarkan hasil penilaian, jumlah anggota security yang notabene bekerja di masing-masing perusahaan/perkotaan, rata-rata adalah mereka yang berasal dari pedesaan yang boleh dibilang setelah mengikuti pendidikan dasar kemudian ditempatkan dilokasi kerja, mereka menghadapi “masa sulit” dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja. Oleh karena itu untuk mencapai hasil pendidikan dan pelatihan anggota security sesuai dengan yang diharapkan tidaklah semudah membalikan telapak tangan, apabila sistem pendidikan dasar Gada Pratama sudah diterapkan, tinggal-lah sekarang bagaimana memaksimalkan sistem pendidikan tersebut secara maksimal dilapangan, dengan sumber daya manusia yang terbatas inilah kita berusaha memaksimalkan kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk mengurangi beban perusahaan.

Saya membuat gambaran seperti yang dilakukan oleh para ilmuwan dari University California, Berkeley, AS yang pernah meneliti otak tikus yang menemukan bahwa otak tikus tumbuh sebanyak 4% pada saat mereka dipaksa secara mental dalam mempertahankan hidup seperti membuat lubang yang sempit untuk kegiatan mereka, bagaimana mereka memperoleh tempat tinggal dan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Konsepnya adalah terletak pada bagaimana mereka dapat melatih dirinya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan secara mental, dengan memberdayakan otak mereka yang terbatas dengan cara melatih dengan kebiasaan-kebiasaan hidup mereka. Saya akan lebih optimis bahwa untuk manusia sendiri dengan dibekali kelebihan akal pikiran dan tentunya memiliki pertubuhan otak yang jauh besar dibandingkan otak tikus. Mari kita coba menerapkan beberapa cara dalam memaksimalkan pola pendidikan dasar dengan menerapkan latihan pengembangan cara berpikir melalui latihan sebagai berikut :

(1)  Pertama, yaitu melatih kemampuan mengamati lingkungan sekitar dengan memberikan latihan untuk mengingat beberapa bagian atau benda seperti bagian pada bangunan maupun sarana latihan. Siswa diharuskan untuk tetap selalu memperhatikan kelengkapan barang-barang dibawa atau yang dipergunakan (koperlap) pada saat mengikuti pelatihan, pelatih akan terus mengecek dan menekankan atas  kelengkapan (koperlap) yang dibawa atau dipakai oleh siswa, dan dengan situasi dan kondisi apapun, siswa akan selalu mempertahankan kelengkapan barang-barang-nya. Pola latihan tersebut akan melatih dan membiasakan siswa didik untuk selalu memperhatikan barang, sarana atau aset perusahaan dan hal apapun yang menjadi keharusan dalam melaksanakan tugas penjagaan, nanti-nya setelah mereka bekerja dilapangan seperti .

(2)  Kedua, adalah mengasah ketajaman panca indra dengan melakukan uji kepekaan melalui penciuman, pendengaran, perabaan dan penglihatan. Dalam beberapa sesion latihan, siswa dilatih untuk menjawab beberapa tes uji ketajaman mengenai barang atau apa saja baik  melalui tes penciuman, perasa maupun pendengaran. Pelatih akan mencoba memberi latihan tersebut seperti siswa dalam kondisi mata ditutup, siswa diharuskan menjawab pertanyaan mengenai sesuatu yang mereka raba, suara yang mereka dengar dsb.

(3)  Ketiga, adalah mengasah ingatan siswa dalam waktu yang singkat, latihan ini difungsikan untuk melatih kemampuan otak untuk mengingat sesuatu. Dalam kegiatan pendidikan dan latihan, masing-masing siswa akan dibagi beberapa kelompok/regu, mulai dari penunjukan komandan regu, anggota sampai dengan jumlah anggota-anggotanya. Sejak dimulai kegiatan pelatihan dan pertemuan yang singkat inilah, siswa diharuskan dapat menghapalkan nama-nama rekan/siswa lainnya, selanjutnya siswa akan berusaha mengingat dan menghapal identitas lainya, sementara itu pelatih akan terus mengevaluasi siswa untuk selalu mengingat dan menghapal orang-orang disekitarnya.

(4)  Keempat, yaitu mempelajari sesuatu yang baru untuk mendapatkan rangsangan untuk berpikir. Sejak berakhirnya masa sekolah, sampai kembali ke lingkungan asal (lingkungan keluarga/masyarakat) dan mencoba untuk menemukan lingkungan baru di dunia kerja, hal ini akan berpengaruh terhadap berkurangnya rangsangan dalam berpikir. Oleh karena itu dalam pelatihan maupun bagi mereka yang sudah terjun di lapangan, perlu adanya rangsangan untuk berpikir sehingga kerja otak akan kembali berjalan, seperti sebuah mesin yang sempat diistirahatkan, maka dapat berjalan kembali seperti sedia kala, disamping penyediaan bahan bakar yang cukup, maka untuk menghidupkannya dengan cara sistem starter atau dengan cara manual lainnya. Siswa akan dituntut untuk mempelajari sesuatu yang baru yang gunanya adalah merangsang otak untuk berpikir seperti belajar bahasa asing, pengenalan dasar komputer dan materi apa saja sehingga dapat bermanfaat dan diterapkan nanti dilingkungan kerja.

(5)  Kelima, melatih menggunakan tangan supaya mengikuti petunjuk otak, latihan ini diberikan kepada siswa didik untuk berlatih bagaimana mensinergikan antara otak/pikiran dengan bagian tubuh. Kegiatan latihan ini dapat diberikan kepada siswa didik dengan memberikan latihan seperti berlatih menulis yang halus, melatih mereka mengenai bagaimana menuangkan isi pikiran mereka ke dalam sebuah tulisan yang terdiri dari rangkaian kata-kata yang sesuai dengan yang ada dalam pikiran mereka.

(6)  Keenam, berlatih untuk menghapalkan sesuatu yang disukai, latihan ini sebenarnya tidak terlalu sulit karena secara motivasi, otak akan dengan sendirinya terangsang untuk berusaha mengingat. Dalam beberapa pola latihan biasanya cara ini sudah banyak di praktekan seperti menghapalkan yel-yel, lagu-lagu yang berhubungan dengan masa orientasi atau latihan. Cara tersebut sepertinya bisa juga diterapkan untuk mengingat sesuatu seperti kata-kata atau bahan-bahan penting yang dibuatkan kedalam sebuah lirik atau lagu.

(7)  Ketujuh, melatih untuk mengingat angka berderet. Latihan ini cukup sulit apabila diterapkan dalam sesion latihan, akan tetapi sangat berguna dalam melatih kemampuan berpikir. Untuk siapapun mungkin ada yang pernah mengikuti latihan seperti latihan dasar militer atau semi militer, latihan ini cukup simple dan banyak siswa yang cukup sulit untuk mengingatnya yaitu mengingat seri angka dari senjata yang dipergunakan dalam latihan. Setiap siswa latihan dituntut untuk mengingat nomor seri atas senjata yang mereka miliki, apabila lupa atau tidak mengenalinya, maka resikonya adalah tertukar dan akan berusaha untuk menghapal kembali nomor senjata yang sudah tertukar tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar